Jumat, 25 September 2009

Selasa, 04 Agustus 2009

Legenda Batu Menangis



Legenda Batu Menangis (Cerita Rakyat Kalimantan )

Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.
Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakk!"
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
" Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut " Batu Menangis ".

Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.###

Sabtu, 01 Agustus 2009

Asal-Usul Surabaya



Asal Usul Surabaya ( Cerita Rakyat Jawa Timur )

Dahulu, dilautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Mereka sering terjadi perkelahian hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.
"Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya," kata ikan Sura.
"Aku juga, Sura. apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?" tanya buaya.
Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan buaya segera menerangkan.
" Untuk mencegah perkelahian diantara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa didalam air, sedangkan kamu berkuasa didaratan dan mangsamu harus yang berada didaratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air pada waktu pasang surut!"
"Baik aku setuju gagasanmu itu!" kata Buaya.

Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Tetapi pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa disungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
" Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?" tanya Buaya.
Ikan Hiu sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja.
"Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku," kata Ikan Hiu Sura.
"Apa? Sungai itu kan tempatnya didarat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada dilaut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaanku!" Buaya ngotot.
" Tidak bisa. Aku kan pernah bilang kalau diair hanya air laut, tetapi juga air sungai," jawab Ikan Hiu Sura.
"Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?"
"Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang dipihak yang benar!" kata Sura.
"Kau sengaja mengakaliku. aku tidak sebodoh yang kau kira!" kata Buaya mulai marah.
"Aku tak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tetap tak mau kalah.
"Kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku?. Dengan demikian perjanjian kita batal! Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!" kata Buaya.
"Berkelahi lagi, siapa takuuuut" tantang Sura dengan pongahnya.
Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura dipangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok kekiri. Sementara Ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus lalu ikan Sura kembali kelautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.

Pertarungan antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya ini sangat berkesan dihati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Madya Surabaya yaitu Ikan Sura dan Buaya.

Namun ada juga yang berpendapat Surabaya berasal darikata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya, Baya berarti Bahaya. Bahaya yng dimaksud adalah serangan tentara tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa. Seharusnya yang dihukum adalah Kertanegara, karena Kertanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oelh tentara Tar-tar. Setelah mengalahkan Jayakatwang, orang-orang Tar-tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa keTiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan seperti ini. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-tar dipelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ketiongkok.
Selanjutnya, dari hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai harijadi Kota Surabaya.

Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus bergolak. Tanggal 10 Nopember 1945 adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan Belanda.***

Raja Yang Culai



Raja Yang Culas ( Cerita dari Riau )

Dahulu kala ada sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Tiangkerarasen. Negeri itu aman dan tenteram karena Sang Raja memerintah dengan bijaksana. beliau mempunyai beberapa orang putera dan puteri dari permaisuri yang cantik jelita.

Namun ketentraman dan kebahagiaan keluarga itu tak berlangsung lama. Pada suatu hari, raja berjalan-jalan dengan menunggang kuda kesayangannya. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita. setelah berkenalan dengan seorang gadis yang cantik jelita. Setelah berkenalan, raja mengajak gadis itu pulang ke istana. Gadis itu selain cantik ternyata mempunyai perangai yang lembut dan tutur kata yang halus. Raja jatuh cinta dan menikahi gadis tersebut. Tindakan raja ini ditentang oleh permaisuri dan putra-putrinya. Namun raja terlalu mencintai gadis itu.

setelah beberapa bulan berlalu, gadis yang menjadi isteri muda raja itupun hamil. Permaisuri dan putra putrinya makin marah. Mereka betul-betul menunjukkan sikiap benci kepada raja. Putra-putrinyapun sudah berani melawan. Keadaan ini sangat menekan Sang Raja. Lalu berpikir oleh sang Raja untuk menyingkirkan isteri mudanya.

Pada suatu hari Raja mengajak isteri mudanya berjalan-jalan di hutan. Keduanaya menyusuri sebuah sungai yang besar dengan sebuah perahu. Ketika sang istri sedang asyik menikmati pemandangan, tiba-tiba sang raja mendorongnya kesungai. Istrinya sangat terkejut, lalu berteriak-teriak minta tolong. sebenarnya hati sang Raja sangat iba, tetapi apa boleh buat ingin mengakhiri hubungannya yang tegang dengan permaisuri dan putra-putrinya.

sementara itu dihilir sungai seorang pengail melihat perempuan itu hanyut. Ia segera menyelamatkan perempuan itu yang tak lain adalah isteri muda raja Tiangkerarasen

Bulan berganti bulan tahun berganti tahun. Putera Raja yang lahir dari isteri telah beranjak remaja. Ibunya memberinama Aji Bonar. Pemuda itu mempunyai kegemaran bermain gasing dan mengail. suatu hari ia ingin pergi ke negara Tiangkerarase.. Sebab, ia mendengar kabar bahwa putra raja Tiangkerarasen suka bermain gasing dengan taruhan. suatu hari ia bisa bermain gasing dengan putra Raja. Gasing Aji Bonar menang, lalu ia membawa ayam jago taruhan kerumah. Kemenangan gasing Aji Bonar ini membuat putra raja makin penasaran. Lalu ia bertaruh yang lebih besar lagi.
Begitulah taruhan itu terjadi berulang-ulang. dari taruhan yang kecil-kecil sampai taruhan rumah yang besar lengkap dengan isinya. Pertandingan inipun dimenangkan Aji Bonar. Kekalahan putera raja yang terus menerus ini tidak membuatnya jera. justru ia makin penasaran dan bertekad harus dapat mengalahkan gasing Aji Bonar.

suatu hari putra raja mengumpulkan seluruh rakyat negeri Tiangkerarasen di gelanggang permainan gasing. Tidak lupa ia mengundang Sang Raja, ayahnya. Setelah semua berkumpul, putra raja berseru :
" Hai rakyatku, hari ini aku mempertaruhkan negeri ini beserta isinya kepada Si Aji Bonar. Jika ia kalah, ia akan mengembalikan seluruh kemenagan yang diperoleh dariku. Jika aku yng kalah maka negeri ini akan kuberikan kepadanya. Ia akan memerintah seluruh negeri ini. Apakah kalian setuju?"
"Setujuuuuuuuuuuu", jawab yang hadir serentak.

Tak lama kemudian pertandingan dimulai. seluruh hadirin bersorak-sorai menjago pilihan masing-masing. Gasing Aji Bonar berputar-putar cepat sekali dan cepat mematikan gasing putera raja. Sorak-sorai gemuruh menyambut kemenangan gasing Aji Bonar. Harin itu juga Aji Bonar menjadi raja negeri itu.

Beberapa hari kemudian ia menjemput ibunya dengan pasukian kerajaan. seluruh rakyat menyaksikan iring-iringan itu. Juga putra raja yang kalah bertaruh. Disampingnya berdiri sang Raja semula. Sang Raja merasa malu, sebab putra yang dibuang telah menjadi rajanya. Kedua orang itu menyaksikan raja Aji Bonar dengan rasa malu yang tak terhingga.

Kamis, 30 Juli 2009

Wakil Presiden RI

Wakil-Wakil Presiden Indonesia

1. Drs. Mohammad Hatta
Lahir : Bukit Tinggi 12 Agustus 1902
Wafat : Jakarta 14 Maret 1902

2. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Lahir : Yogyakarta 12 April 1912
Wafat : di Rumah Sakit George Washington University Medical Centre Amerika Serikat 2 Oktober

3. Adam Malik
Lahir : Pematang Siantar, Sumatera Utara 22 Juli 1917
Wafat : Bandung 5 September 1984

4. Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah
Lahir : Situraja, Sumedang, Jawa Barat
Wafat : Jakarta 21 Maret 2003

5. Letjen (Purn) Sudharmono, S.H.
Lahir : Cerme, Gresik, Jawatimur 12 Maret 1927
Wafat : Januari 2006

6. Jendral (Purn) Try Sutrisno
Lahir : Surabaya, Jawa Timur, 15 November 1935

7. Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie
Lahir : Pare-Pare, Sulawesi Selatan 25 Juni 1936

8. Megawati Soekarnoputri
Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1946

9. Prof. Dr. H. Hamzah Haz
Lahir : Ketapang, Pontianak Kalimantan Barat, 15 Februari 1940

10. M. Yusuf Kalla
Lahir : Watampone, Silawesi Tengah, 15 Mei 1942

Presiden Republik Indonesia


Presiden Republik Indonesia

Presiden Pertama (1) RI adalah Dr.Ir.H. Soekarno (Proklamator kemerdekaan RI)
Lahir di Blitar Jawa Timur. Tanggal 6 Juni 1901
Wafat di RSPAD Jakarta Tanggal 21 Juni 1970

Presiden Kedua RI (2) adalah Jendral (Purn) TNI. H. M.Soeharto
Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta. Tanggal 8 Juni 1921
Wafat di Rumah Sakit Pertamina 27 Januari 2008

Presiden Ketiga (3) RI adalah Prof. Dr. Ing. H. B. J. Habibie
Lahir di Pare-pare Sulawesi Selatan. tanggal 25 Juni 1936
Masa Jabatan tahun 1999

Presiden Keempat (4) RI adalah K.H. Abdurrahman Wahid (Gus dur)
Lahir di Jombang Jawa Timur. Tanggal 14 Agustus 1940
Masa Jabatan tahun 2002

Presiden Keempat (5) RI adalah Megawati Soekarnoputri
Lahir di Yogyakarta. tanggal 23 Januari 1946
Masa Jabatannya tahun 2004

Presiden Keempat (6) RI adalah Jendral (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Lahir di Pacitan, Jawa Timur. Tanggal 9 September 1949
Masa Jabatan Sampai sekarang

Atribut Negara


Atribut Negara

Bendera NKRI = Sang saka Merah Putih
Lagu Kebangsaan = Indonesia Raya (Pencipta WR.Soepratman)
Bahasa Persatuan = Bahasa Indonesia
Ideologi Negara = Pancasila
Lambang Negara = Garuda Pancasila

Legenda Danau Toba


Legenda Danau Toba (Dongeng Rakyat Sumatera Utara)

Pada zaman dahulu ada seorang petani bernama Toba yang menyendiri disebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hidupnya.
Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ikan kesungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena disungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.

Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi kesungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama dia memancing tak seekor ikanpun didapatnya. Kejadian yang begitu belum pernah dialami. Sebab biasanya ikan disungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada juga ikan yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing. Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancing jauh ketengah sungai. hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, karena dia tahu bahwa ikan menyambar pancingnya ituadalah ikan yang besar. Setelah beberapa lama dia biarkan pancingnya ditarik itu kesana-kemari, barulah pancing itu ditariknya perlahan-lahan. Ketika pancing itu disentakan tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar diujung tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya kedarat supaya tidak lepas. sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas dari mulut ikan itu. Pada saat sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya dengan penuh arti. Kemudian, setelah ikan itu diletakannya kesuatu tempat diapun masuk kedalam sungai untuk mandi. Perasaannya gembira sekali karena belum pernah mendapat ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah dipanggang. Ketika dia meninggalkan sungai untuk pulang kerumahnya hari sudah mulai senja. Setibanya dirumah, lelaki itu langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu kedapur.
Ketika hendak menyalakan api untuk m emanggang ikan itu, ternyata kayu bakar didapur rumahnya habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya.
Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar dia naik kembali keatas rumah dan langsung menuju dapur.

Pada saat lelaki itu tiba didapur, dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi ditempat ikan itu tadi diletakan tampak terhampar beberapa keping uang emas. karena terkejut dan heran mengalami keadaan yang aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk kekamar.

Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap karena didalam kamar itu berdiri seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil berdiri menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. sesaat kemudian, perempuan itu tiba-tiba membalikan badannya dan memandang lelaki itu yang tegak kebingungan dimulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri dihadapannya luar biasa cantiknya. Dia belum pernah melihat perempuan secantik itu meskipun dahulu dia sudah jauh mengembara keberbagai negeri.

Karena hari sudah malam , perempuan itu minta lampu dinyalakan. setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu mengawaninya kedapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing disungai.
kemudian dijelaskan pula bahwa beberapa keping uang emas yang terletak didapur itu adalah penjelmaan sisiknya.
setelah beberapa minggu perempuan cantik itu tinggal serumah bersamanya, pada suatu hari lelaki itu melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan itu itu menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal-usul istrinya penjelmaan dari ikan. setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.

Setahun kemudian, mereka dikarunia seorang anak laki-laki yang mereka berinama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas.

Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bgekerja diladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksalah ibunya yang mengantarkan nasi keladang.

suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi keladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesal pergilah dia mengantarkan nasi itu. Ditengah jalan, sebagian nasi dan lauk-pauknya dia makan. Setibanya diladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, siayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka siayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya hanya sisa-sisa.
Am,arahnya semakin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasi itu. Kesabarannya si ayah jadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil mengatakan.."Anak yang tidak bisa diajar. Tidak mtahu diuntung, Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!"

Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya dirumah. Kepada ibunya dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya dia ceritakan pula. mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat dipuncak bukit itu. tanpa bertanya lagi, sianak segera melakukan perintahn ibunya itu. dia berlari-lari menuju kebukit tersebut dan mendakinya. Ketika tampak oleh siibu, anaknya sudah hampir sampai kepuncak pohon kayu yang dipanjatnya diatas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari dari rumah mereka itu. Ketika dia tiba ditepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat klemudian dia melompat kedalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. pada saat yang sama, sungai itupun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap kemana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. pak toba tidak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang kemudian hari dinamakan danau toba. sedang Pulau kecil ditengah-tengahnya diberinama pulau samosir.

Malin Kundang

Malin Kundang Anak Durhaka ( Cerita dari Sumatera Barat )

Dahulu kala di padang Sumatera Barat tepatnya diPerkampungan Pantai Air manis ada seorang janda bernama Mande Rubayah. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Malin sangat disayang oleh ibunya, karena sejak kecil Malin Kundang sudah ditinggal mati oleh ayahnya.

Malin dan ibunya tinggal di perkampungan nelayan. ibunya sudah tua ia hanya bekerja sebagai penjual kue. pada suatu hari malin jatuh sakit. Tubuhnya mendadak panas sekali. Mande Rubayah tentu saja sangat bingung. Tidak pernah Malin jatuh sakit seperti ini. mande Rubayah berusaha sekuatnya untuk mengobati Malin dengan mendatangkan tabib.

Nyawa Malin hampir melayang itu akhirnya dapat diselamatkan berkat usaha keras ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya ia makin disayang. Demikianlah Mande Rubayah sangat menyayangi anaknya.

Ketika sudah dewasa, malin berpamit kepada ibunya untuk pergi merantau. Pada saat itu memang ada kapal besar yang merapat di Pantai Air Manis.
"bu, ini kesempatan yang paling baik bagi saya." kata malin.
"belum tentu setahun sekali ada kapal besar merapat dipantai ini.
Saya berjanji akan merobah nasib kita sehinggga kita akan menjadi kaya raya."

Meski dengan berat hati akhirnya Mande Rubayah mengijinkan anaknya pergi. Malin dibekali dengan nasi berbungkus daun pisang sebanyak tujuh bungkus.

Hari-hari berlalu terasa lambat bagi Mande rubayah. Setiap pagi dan sore Mande rubayah memandang kelaut. Ia bertanya-tanya dalam hati, sampaimanakah anaknya kini? Jika ada ombak dan badai besar menghempas kepantai, dadanya berdebar-debar. Ia menengadahkan tangannya keatas sembari berdo'a agar anaknya selamat dalam pelayaran. jika ada kapal yang datang merapat ia selalu menanyakan kabar tentang anaknya. Tetapi semua awak kapal atau nakhoda tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Malin tak pernah menitipkan barang atau pesan apapun kepada ibunya.

Itulah yang dilakukan Mande Rubayah setiap hari selama bertahun-tahun. Tubuhnya semakin tua dimakan usia. jika berjalan ia mulai terbungkuk-bungkuk.

Pada suatu hari Mande rubayah mendapat kabar dari nakhoda yang dulu membawa Malin bahwa sekarang Malin telah menikah dengan seorang gadis cantik putri seorang bangsawan kaya raya. Ia turut gembira mendengar kabar itu. Ia selalu berdo'a agar anaknya selamat dan segera kembali menjenguknya.
"Ibu sudah tua malin, kapan kau pulang...." rintih Mande Rubayah tiap malam.
Namun hingga berbulan-bulan semenjak ia menerima kabar Malin belum juga datang menengoknya. namun ia yakin bahwa pada suatu saat Malin pasti akan kembali.

Harapannya terkabul. Pada suatu hari yang cerah dari kejauhan tampaki sebuah yang indah berlayar menuju pantai. kapal itu megah dan bertingkat-tingkat. Orang kampung mengira kapal itu milik seorang sultan atau seorang pangeran. Mereka menyambutnya dengan gembira.

Ketika kapal itu mulai merapat, tampak sepasang muda-mudi berdiri dianjungan. Pakaian mereka berkilauan terkena sinar matahari. wajah mereka cerah dihiasi senyum. Mereka nampak bahagia karena disambut dengan meriah.
Mande rubayah ikut berdesakan melihat dan mendekatiapal. Jantungnya berdebaran keras. Dia sangat yakin sekali bahwa lelaki muda itu adalahanak kesayangannya si Malin Kundang.
Belum lagi tetua desa sempat menyambut, ibu Malin terlebih dahulu menghampiri Malin. ia langsung memeluk Malin erat-erat. seolah takut kehilangan anaknya lagi.
"Malin, anaku," katanya menahan isak tangis karena gembira.
"Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?"

Malin terpana karena dipeluk wanita tua renta yang berpakaian compang-camping itu. Ia tak percaya bahwa wanita itu adalah ibunya. seingat Malin, ibunya adalah seorang wanita berbadan tegar yang kuat menggendongnya kemana saj. Sebelum dia sempat berpikir dengan tenang, istrinya yang cantik itu meludah sambil berkata, "Cuih! wanita buruk inikah ibumu? mengapa kau membohongi aku ?"
Lalu dia meludah lagi. "Bukankah dulu kau katakan ibumu adalah seorang bangsawan sederajat dengan kami?"
Mendengar kata-kata istrinya, Malin Kundang mendorong wanita itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah hampir tidak percaya pada perlakuan anaknya, ia jatuh terduduk sambil berkata, "Malin, Malin, anakku. Aku ini bumu, nak!"
Malin kundang tidak menghiraukan perkataan ibunya. Pikirannya kacau karena ucapan istrinya. Seandainya wanita itu benar ibunya, dia tidak akan mengakuinya. Ia malu pada istrinya.
Melihat wanita itu beringsut hendak memeluk kakinya, malin menendangnya sambil berkata,"Hai Perempuan tua! ibuku tidak seperti engkau! Melarat dan dekil!"
Wanita tua itu terkapar dipasir. Orang banyak terpana dan kemudian pulang kerumah masing-masing. Tak disangka malin yang dulu sangat disayangi tega berbuat demikian. Mande Rubayah pingsan dan terbaring sendiri. Ketika ia sadar, Pantai Air Manis sudah sepi. Di laut dilihatnya kapal Malin semakin menjauh.
Hatinya perih seperti ditusuk-tusuk. Tangannya ditadahkannya kelangit. Ia kemudian berseru dengan hatinya yang pilu, Ya, Allah Yang Maha Kuasa, kalau dia bukan anakku, aku maafkan perbuatan tadi. Tapi kalau dia benar anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu, ya Tuhan...!."

Tidak lama kemudian, cuaca ditengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Hujan tiba-tiba turun dengan teramat lebatnya. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba datanglah badai besar. Menghantam kapal Malin Kundang. disusul sambaran petir yang menggelegar. seketika kapal itu hancur berkeping-keping. Kemudian terhempas ombak hingga kepantai.

Ketika matahari pagi memancarkan sinarnya, badai telah reda. Dikaki buklit terlihat kepingan kapal yang telah menjadi batu. Itulah kapal Malin Kundang. Tak jauh dari tempat itu nampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. konon itulah tubuh Malin Kundang anak durhaka yang kena kutuk ibunya menjadi batu. disela-sela batu itu berenang-renang ikan teri, ikan belanak dan ikan tenggiri. Konon, ikan itu berasal dari tubuh sang istri yang terus mencari Malin Kundang.

Demikianlah, sampai sekarang, jika ada ombak besar menghantam batu-batuan yang mirip kapal dan manusia itu, terdengar bunyi seperti lolongan jerit manusia. sungguh memilukan kedengarannya. Kadang-kadang bunyinya seperti orang meratap menyesali diri. "Ampun, Bu...! Ampun, Bu......!" konon itulah suara si Malin Kundang.

Rabu, 29 Juli 2009

Wisata Desa ciparagejaya



















Sektor Wisata Desa Ciparagejaya


Desa Ciparagejaya adalah sebuah desa yang terletak diujung utara Jawa Barat, tepatnya berada dipantai utara (Pantura) kota Karawang. Dari Kota Karawang -+ jaraknya 50km, naik kendaraan roda dua rata-rata dapat ditempuh 1,5 jam.

Desa Ciparagejaya mempunyai wisata alam pantai yang tidak kalah dengan wisata pantai lainnya, karena letaknya sangat strategis dan mempunyai bibir pantai luas dan berpasir, berbeda dengan desa-desa lainnya, biasanya berlumpur dan keruh airnya.

Nama dari Wisata tersebut adalah Pantai Indah Cibendo bahari, yang konon katanya dari masyarakat stempat bahwa dinamai Pantai Indah Cibendo Bahari karena dulu tempat tersebut adalah kawasan perempangan yang ditanami benih udang Bago (sejenis udang windu) milik pengusaha keturunan orang-orang Cina. Nama Cibendo tersebut diambil dari penjaga atau centeng suruhannya. Lama-kelamaan daerah perempangan milik orang-orang pengusaha keturunan cina tersebut terkena abrasi pantai sehingga empang-empang tersebut menjadi satu dengan laut. sehingga terjadi kebangkrutan dan ditinggalkan oleh pemiliknya.

Beberapa tahun kemudian empang-empang tersebut berubah menjadi dataran pantai yang sangat luas. Penduduk setempat satu demi satu membuat bangunan gubuk terbuat dari bilik bambu untuk tempat orang-orang beristirahat habis dari perjalanan. Kini tempat tersebut banyak dibangun gubuk-gubuk bambu untuk berjualan bakar ikan,minuman segar, cindera mata dll. Biasanya tempat tersebut ramai dikunjungi pada hari-hari libur atau hari besar.

Wisata Pantai Cibendo Bahari Ciparagejaya sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar karawang, bahkan masyakat diluar karawang, seperti daerah bandung, bekasi, cikarang, subang. purwakarta, bogor dll. Bahkan pernah sebagai obyek penelitian Seismik pertamina.

Dengan harga terjangkau/murah meriah yang belum pernah singgah silahkan datang dijamin puas dan dapat menghilangkan kepenatan seharian kerja dikantor...........cape dech............

Ekonomi Desa Ciparagejaya













Sektor Perekonomian Desa Ciparagejaya

Mayoritas masyarakat desa Ciparagejaya bermata pencaharian adalah nelayan, masyarakat yang memiliki perahu sendiri disebutnya juragan, juragan diwajibkan menjadi anggota Koperasi Nelayan, nama koperasi tersebut adalah Tempat Pelelangan Ikan Mina Singaperbangsa disingkat TPI Mina Singaperbangsa, berlokasi didusun muara 02. Aktifitasnya yakni melelang ikan dari hasil tangkapan Nelayan. Disamping nelayan sebagian masyarakatnya sebagai pengolah ikan basah, ikan asin, membuat terasi dll.

Adapun sarana-sarana perekonomian masyarakat desa Ciparagaejaya antara lain :

- Toko = 18 buah
- Kios = 2 buah
- Warung = 41 buah
- Koperasi Simpan Pinjam = 2 buah
- TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ) = 1 buah
- Pasar Malam = 1 buah
- Pengolah Ikan Basah = 5 buah
- Pengolah Ikan asin = 8 buah
- Tempat Pembuat Terasi = 3 buah
- Outlet = 5 buah
- Bengkel = 4 buah

Dilihat dari sektor perekonomian aktifitas Penduduk desa Ciparagejaya sangat sibuk karena roda perekonomian penduduk setempat sehari - harinya mobilitas sekali.

Penduduk Desa Ciparagejaya



Jumlah Penduduk Desa Ciparagejaya th. 2009

Desa Ciparagejaya dengan luas wilayah 325Ha. dengan data jumlah penduduk jiwa usik pada tahun 2009 sebagai berikut :

Laki - laki = 2.464 jiwa
Perempuan = 2.585 jiwa
Jumlah = 5049 jiwa

Mayoritas penduduk Desa ciparagejaya bermata pencaharian Nelayan -+ 70 %, 20 % pedagang, sisanya 10% petani tambak dan pegawai buruh.

Dari sektor pendidikan -+ 60 % tidak tamat tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Drop out, 30% tamat tingkat Sekolah Dasar (SD), dan sisanya 10% tamat tingkat SLTP sampai dengan perguruan tinggi.

Program Keluarga berencana

- Pasangan Usia Subur (PUS) : 1.157 orang
- IUD : 8 orang
- MOW : 18 orang
- MOP : 9 orang
- PIL : 325 orang


Penduduk yang bekerja keluar negeri (TKI) berjumlah 08% dari total jumlah penduduk Desa Ciparagejaya

Potensi Desa Ciparagejaya










Potensi Desa Ciparagejaya

Desa Ciparagejaya dengan luas wilayah 325 Ha. Terdiri dari tanah empang 260 Ha. Tanah sawah 14 Ha. tanah darat 51 Ha. Tanah Bengkok dimiliki desa 1 Ha, berupa sawah.

Sarana dan prasarana desa yang menunjang kegiatan pembangunan antara lain :

- Jalan Aspal : 6 km
- Jalan Batu : 1.800m2
- Jalan Tanah : 2 km
- Jembatan Beton : 6 buah
- Jembatan Bambu : 2 buah

Sarana kesehatan & Olah Raga

- Tempat pembuangan sampah : 15 buah
- WC umum : 7 buah
- Posyandu : 5 buah
- Puskesmas : 1 buah
- Puskesmas Pembantu : 1 buah
- Bidan Desa : 1 orang
- Lapangan Sepak Bola : 2 buah
- Lapangan Bulu Tangkis : 3 buah
- Lapangan Bola Voli : 1 buah
- Lapangan Tenis Meja : 2 buah

Sarana pendidikan

- TK/RA : 1 buah
- Sekolah Dasar : 1 buah
- Madrasah Ibtidaiyyah (MI) : 1 buah
- MDA : 1 buah
- SLTP/MTs : 1 buah

Sarana Peribadatan
- Masjid : 3 buah
- Majlis Ta'lim : 4 buah
- Musholla : 9 buah

Wilayah Desa Ciparagejaya

Pembagian Wilayah Dan Susunan Pemerintahan Desa Ciparagejaya



Desa Ciparagejaya terletak diujung utara kota Karawang (Pantura), Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah : 325 Ha. Yang berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Timur : Desa Pasirjaya Kecamatan Tempuran
- Sebelah Selatan : Desa Tempuran Kecamatan Tempuran
- Sebelah Barat : Desa Tempuran & Cikuntul Kec. Tempuran



Pembagian desa Ciparagejaya terdiri dari lima (5) dusun dan masing-masing dikepala dusun, pembagiannya sebagai berikut :

- Dusun Muara 01
- Dusun Muara 02
- Dusun Pulomulya
- Dusun Mangunkarya
- Dusun Cibanjar

Adapun sususnan pemerintahan desa Ciparagejaya sebagai berikut :

Kepala Desa : H. IKIN SODIKIN

Sekretaris Desa : TARYANA N.S
Kaur Pemerintahan : FUAD HASYIM SPd.I
Kaur Kesra : BAKHRUDIN
Kaur Ekbang : ASEP SAEPUDIN
Kaur Trantib : NANANG USMAN G.
Kaur Keuangan : OPI. WIDIYANTO

Kepala Dusun Muara 01 : UDAMA
Kepala Dusun Muara 02 : SUHARNO
Kepala Dusun Pulomulya : DARMAN
Kepala Dusun Mangunkarya : DEDI MUHTADI
Kepala Dusun Cibanjar : CASWAN


Selasa, 28 Juli 2009

Sejarah Desa Ciparagejaya

Sejarah Singkat Desa Ciparagejaya

Ciparagejaya diambil dari bahasa sunda dari kata Ci artinya Cai, Ngeprag artinya Mengalir dan Jaya artinya Kemenangan. Jadi Ciparagejaya adalah sebuah desa yang dialiri air baik air laut yang memang Desa Ciparagejaya terletak diujung pantai utara kota karawang atau air mata, karena pada masa itu adalah masa penjajahan sehingga banyak pejuang-pejuang Indonesia khususnya penduduk setempat yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah Belanda, Jepang atau pemberontak G30SPKI. Pada saat itu penduduk setempat bangkit dan maju bersatu untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini sehingga mencapai kemenangan atau kejayaan.

Sebelum Desa Ciparagejaya menjadi sebuah desa, Ciparagejaya termasuk bagian dari Desa Sumurgede Kesamatan Cilamaya Kulon. Ciparagejaya hanya sebagai dusun atau kampung yang dipimpin oleh seorang yang disebut kepala kampung. Karena dari tahun ketahun penduduk kampung Ciparagejaya semakin bertambah dan mata pencaharian penduduknya meningkat maka kampung Ciparagejaya memisahkan diri (pemekaran), kira-kira pada tahun 1970an dan dipimpin oleh seorang kuwu atau disebut Kepala desa. Sejak itu Desa Ciparagejaya sering berganti kepemimpinan dikarenakan situasi dan kondisi Desa Ciparagejaya masih labil dan Kepala desanya masih PjS (Pejabat Sementara) yang dipilih oleh sebagian tokoh masyarakat setempat dengan jalan ditunjuk dan diberi mandat oleh pihak Pemda Kabupaten.

Setelah keadaan stabil kira-kira tahun 1980an maka dilaksanakan pemilihan Kepala desa yang dipilh langsung oleh masyarakat setempat. Kepala desa pertama desa Ciparagejaya bernama R. SAROJI menjabat 2 periode, selanjutnya ADE SYAMSUDIN, R. SUTARNO dan H. IKIN SODIKIN menjabat sampai dengan sekarang.
Template Design by faris vio