Kamis, 30 Juli 2009

Legenda Danau Toba


Legenda Danau Toba (Dongeng Rakyat Sumatera Utara)

Pada zaman dahulu ada seorang petani bernama Toba yang menyendiri disebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hidupnya.
Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ikan kesungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena disungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.

Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi kesungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama dia memancing tak seekor ikanpun didapatnya. Kejadian yang begitu belum pernah dialami. Sebab biasanya ikan disungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada juga ikan yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing. Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancing jauh ketengah sungai. hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, karena dia tahu bahwa ikan menyambar pancingnya ituadalah ikan yang besar. Setelah beberapa lama dia biarkan pancingnya ditarik itu kesana-kemari, barulah pancing itu ditariknya perlahan-lahan. Ketika pancing itu disentakan tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar diujung tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya kedarat supaya tidak lepas. sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas dari mulut ikan itu. Pada saat sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya dengan penuh arti. Kemudian, setelah ikan itu diletakannya kesuatu tempat diapun masuk kedalam sungai untuk mandi. Perasaannya gembira sekali karena belum pernah mendapat ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah dipanggang. Ketika dia meninggalkan sungai untuk pulang kerumahnya hari sudah mulai senja. Setibanya dirumah, lelaki itu langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu kedapur.
Ketika hendak menyalakan api untuk m emanggang ikan itu, ternyata kayu bakar didapur rumahnya habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya.
Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar dia naik kembali keatas rumah dan langsung menuju dapur.

Pada saat lelaki itu tiba didapur, dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi ditempat ikan itu tadi diletakan tampak terhampar beberapa keping uang emas. karena terkejut dan heran mengalami keadaan yang aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk kekamar.

Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap karena didalam kamar itu berdiri seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil berdiri menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. sesaat kemudian, perempuan itu tiba-tiba membalikan badannya dan memandang lelaki itu yang tegak kebingungan dimulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri dihadapannya luar biasa cantiknya. Dia belum pernah melihat perempuan secantik itu meskipun dahulu dia sudah jauh mengembara keberbagai negeri.

Karena hari sudah malam , perempuan itu minta lampu dinyalakan. setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu mengawaninya kedapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing disungai.
kemudian dijelaskan pula bahwa beberapa keping uang emas yang terletak didapur itu adalah penjelmaan sisiknya.
setelah beberapa minggu perempuan cantik itu tinggal serumah bersamanya, pada suatu hari lelaki itu melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan itu itu menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal-usul istrinya penjelmaan dari ikan. setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.

Setahun kemudian, mereka dikarunia seorang anak laki-laki yang mereka berinama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas.

Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bgekerja diladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksalah ibunya yang mengantarkan nasi keladang.

suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi keladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesal pergilah dia mengantarkan nasi itu. Ditengah jalan, sebagian nasi dan lauk-pauknya dia makan. Setibanya diladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, siayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka siayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya hanya sisa-sisa.
Am,arahnya semakin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasi itu. Kesabarannya si ayah jadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil mengatakan.."Anak yang tidak bisa diajar. Tidak mtahu diuntung, Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!"

Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya dirumah. Kepada ibunya dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya dia ceritakan pula. mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat dipuncak bukit itu. tanpa bertanya lagi, sianak segera melakukan perintahn ibunya itu. dia berlari-lari menuju kebukit tersebut dan mendakinya. Ketika tampak oleh siibu, anaknya sudah hampir sampai kepuncak pohon kayu yang dipanjatnya diatas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari dari rumah mereka itu. Ketika dia tiba ditepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat klemudian dia melompat kedalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. pada saat yang sama, sungai itupun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap kemana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. pak toba tidak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang kemudian hari dinamakan danau toba. sedang Pulau kecil ditengah-tengahnya diberinama pulau samosir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Design by faris vio